Minggu, 17 Oktober 2010

DEFINISI PEER TO PEER DAN CLIENT SERVER






Jaringan Peer-to-Peer
yang lebih dikenal dengan P2P atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi file sharing. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas. Sistem P2P yang sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam mengarahkan lalulintas komunikasi informasi-, pemrosesan-, dan penugasan pembagian bandwidht yang intensif, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban oleh server pusat.

Peer-to-peer menjadi sebuah alternatif aplikasi untuk mencari resource tertentu yang tidak ada diwebsite ataupun alternatif untuk berbagi resource tanpa sebuah web server yang harganya masih tergolong mahal. Selain itu pada jaringan Peer to Peer host dapat dijadikan server dan juga menjadi client secara bersamaan, Contohnya dalam file sharing antar komputer di jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A, B, C, D, dan E) yang memberi hak akses terhadap file share dari B bernama data.xls dan juga memberi akses file soal.doc kepada C. saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer-to-peer.
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada akhir dekade 1980-an, ketika jaringan komputer dan tentunya juga komputer telah mulai masuk ke dalam salah satu barang wajib dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar. Tetapi, arsitektur ini berkembang dalam jaringan yang terlalu kecil untuk memiliki sebuah server yang terdedikasi, sehingga setiap komputer klien pun menyediakan layanan untuk berbagi data untuk melakukan kolaborasi antara pengguna. Jaringan peer-to-peer pun mulai banyak digemari ketika Microsoft merilis sistem operasi Windows for Workgroups, meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Karakteristik kunci jaringan tersebut adalah dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah server pusat yang mengatur klien-klien, karena memang setiap komputer bertindak sebagai server untuk komputer klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan metode klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi relatif lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa tahun terakhir, khususnya ketika jaringan Internet menjadi jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira pada akhir dekade 1990-an, di saat banyak pengguna Internet mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan menggunakan metode peer-to-peer dengan menggunakan program Napster yang menuai kritik pedas dari industri musik, seperti halnya Metallica dan banyak lainnya. Napster, pada saat dituntut oleh para pekerja industri musik, dikatakan memiliki anggota lebih dari 20 juta pengguna di seluruh dunia. Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan menggunakan konsep ini: eDonkey, Kazaa, BitTorrent, dan masih banyak lainnya. Meski banyak aplikasi peer-to-peer ini digunakan oleh pengguna rumahan, ternyata sistem ini juga diminati oleh banyak perusahaan juga.
Keunggulan dan Kelemahan Jaringan Peer to Peer
Keunggulan Jaringan Peer To Peer
  1. Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.
  2. Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.
  3. Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan.
Kelemahan Jaringan Peer To Peer
  1. Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.
  2. Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client- server, karena setiap komputer/peer isamping harus mengelola emakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
  3. Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user dengan mengatur masing- masing fasilitas yang dimiliki.
  4. Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing- masing komputer tersebut.

JARINGAN CLIENT-SERVER
Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain di dalam jaringan,dan client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server.Server di jaringan tipe ini disebut dengan Dedicated Server kerena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.

KEUNGGULAN CLIENT SERVER
* Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara    khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.
* Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik,karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagi administrator jaringan,yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.
* Sistem backup data lebih baik,karena pada jaringan client server beckup dilakukan terpusat di server,yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.

KELEMAHAN CLIENT SERVER
* Biaya operasional relatif lebih mahal.
* Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
* Kelangsungan jaringan sangat bergantung pada server.Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu.


Senin, 30 Agustus 2010

mendiagnosis jaringan


Mendiagnosis Permasalahan Perangkat Yang Tersambung Jaringan

Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan
merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh administrator
jaringan. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang
tinggi agar di dapat hasil yang baik.
Komputer yang terhubung jaringan sering kali mengalami gangguan
maupun kerusakan baik dari sisi hardware atau software. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya pengguna komputer yang terhubung
dalam sistem jaringan.
Jaringan komputer sangat rawan terhadap ganguan atau kerusakan
dikarenakan banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan terjadi
ganguan atau kerusakan pada jaringan tersebut. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah:
1. Mati atau tidak berfungsinya komponen pada jaringan
Mati atau tidak berfungsinya komponen pendukung jaringan
disebabkan oleh korosi (berkarat) dan rusak. Korosi yang terjadi
dikarenakan ruang atau tempat jaringan yang lembab dan juga
pemakaian yang suah terlalu lama tanpa adanya perawatan yang
berkala.
Dalam sistem jaringan LAN sering kita menyebut permasalahan yang
menyebabkan seluruh atau sebagian jaringan terganggu disebut
jaringan dalam kondisi down. Down dalam jaringan bisa kita artikan
sedang turun atau tidak bekerja secara maksimal. Down dapat
meyebabkan komunikasi dalam jaringan menjadi lambat atau tidak
bekerja sama sekali. Kondisi tersebut yang perlu ditangani sehingga
jaringan dapat bekerja dengan baik dan kembali normal. Istilah Down
dalam jaringan komputer LAN berbeda dengan Down pada jaringan
Warnet (warung Internet). Down pada jaringan LAN disebabkan sistem
dalam jaringan LAN tersbut atau karena tidak berfungsinya peralatan
maupun komponen dalam jaringan LAN tersebut. Down pada Warnet
disebabkan oleh banyak sekali faktor diantaranya pengaruh dari
jaringan LAN yang ada dalam warnet, dari Provider (jasa pelayanan
akses internet) yang mengalami gangguan dan bisa juga dari line
telphon yang penuh sehingga menyebabkan akses ke internet tidak
dapat dilakukan
Down dalam jaringan LAN lebih mudah penanganannya apabila
dibandingkan dengan Down pada Warnet. Down dalam jaringan LAN
lebih mudah diatasi karena kita dapat mendeteksi melalui indikator-
indikator yang dapat kita lihat.
Indikator-indikator tersebut memberikan isarat jika terjadi kerusakan
atau tidak berfungsinya komponen. Indikasi kerusakan pada masing
masing komponen dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Server
Server adalah komputer yang biasanya dikhususkan untuk
penyimpanan data atau system operasi berbasis network (Network
Operating System), berisikan daftar user yang diperbolehkan
masuk ke server tersebut. Jadi apabila komputer server mengalami
kerusakan atau gangguan secara otomatis seluruh jaringan tidak
berfungsi karena server merupakan pintu masuk dan sebagai pusat
jaringan tersebut. Jadi apabila seluruh jaringan tidak dapat
berfungsi berarti terjadi gangguan atau kerusakan pada server.
b) Workstation
Workstation adalah komputer yang memanfaatkan jaringan untuk menghubungkan komputer tersebut dengan komputer lain atau komputer tersebut dengan server. Pemanfaatan jaringan tersebut dapat berupa sharing data, sharing printer dan sebagainya. Apabila terjadi kerusakan pada komputer workstation berarti komputer yang digunakan tidak dapat masuk dalam jaringan sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan komputer server maupun komputer lain dalam jaringan tersebut.
c. Hub/switch
Hub/switch merupakan terminal atau pembagi signal data bagi
kartu jaringan (Network Card). Jika Hub mengalami kerusakan
berarti seluruh jaringan juga tidak dapat berfungsi untuk
berkomunikasi antar workstation atau komputer workstation
dengan server. Apabila terjadi kerusakan pada Hub dapat dilihat
pada lampu indikator power dan lampu indikator untuk masing
masing workstation. Apabila lampu indikator power Hub/switch
mati berarti kemungkinan besar Hub tersebut rusak. Jika ada
lampu indikator workstation yang tidak menyala menyatakan
bahwa komputer workstation sedang tidak aktif (tidak hidup) atau
ada gangguan pada komputer workstation tersebut
d) Kabel dan konektor
Kabel dan konektor merupakan media penghubung antara
komputer dengan komputer lain atau dengan peralatan lain yang
digunakan untuk membentuk jaringan. Kabel dan konektor untuk
membuat jaringan LAN yang banyak digunakan ada 3 jenis yaitu:
· Jenis kabel serat optik menggunakan konektor SC dan ST. Gangguan atau kerusakan pada kabel dan konektor jenis serat optik sangat jarang, tetapi memerlukan penanganan secara khusus untuk perawatan jaringan
· Jenis Kabel UTP dengan konekor RJ45. Gangguan atau
kerusakan pada kabel jenis ini adalah konektor yang tidak terpasang dengan baik (longgar), susunan  pengkabelan yang salah dan kabel putus. Indikasi yang dapat dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada kartu jaringan atau pada Hub/switch. Jaringan menggunakan kabel UTP kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena jaringan terpasang menggunakan topologi star, workstation terpasang secara paralel dengan menggunakan swicth/hub. Sehingga yang terjadi gangguan hanya pada workstation yang kabelnya mengalami gangguan saja
· Jenis kabel Coaxial dengan konektor BNC. Kabel jenis coaxial memiliki akses yang cukup lambat bila dibandingkan jenis kabel lainnya dan sering terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak konek), kabel short dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan akan down dan komunikasi antar komputer berhenti